BAB I
PENDAHULUAN
Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan
pendidikan yang terkenal dengan sebutan trilogi pendidikan, yaitu
pendidikan di dalam keluarga (pendidikan informal), pendidkan di dalam sekolah
(pendidikn formal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal).
Berdasarkan
Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, menyatakan“bahwa pendidikan dilaksanakan melalui
tiga jalur yaitu jalur pendidikan formal, jalur pendidikan
nonformal dan jalur pendidikan informal”.
Dengan
berlakunya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa pendidikan informal
merupakan bagian terpadu serta berperan dalam menunjang terlaksananya fungsi
pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan martabat bangsa
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.Undang-Undang Dasar 1945pasal 28 C ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap orang
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasarnya,
berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
mensejahterakan umat manusia”.
Tempat pemancingan ujung tanjungmerupakan
salah satu wadah yang memberikan pendidikan kepada masyarakat melalui jalur
Pendidikan NonFormal
dan Informal.Peran Pendidikan Nonformal
dan Informal adalah penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM)
Dalam kehidupan
sehari-hari Manusia sebagai makhluk sosial, yaitumakhluk yang memiliki kodrat
hidup bermasyarakat saling
berinteraksi antara satu orang dengan orang lainya. Maka sudah
semestinya jikamereka akan saling membutuhkan antara satu dengan lainya dalam
bentukhubungan guna mencukupi segala kebutuhanyaDjamil(1997:40) Sejarah dunia telah
membuktikan, bahwa manusia tidak akan pernah bisalepas dari pergaulan yang mengatur
hubungan antara sesamanya di dalam segalakeperluanya karena sejak dilahirkan
sampai meninggal dunia manusia selalumengadakan hubungan dengan manusia lain.
Hubungan itu timbul berkenaandengan pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
Untuk memenuhikebutuhan
jasmani dan rohani,manusia
selalu mewujudkan dalam suatu kegiatan yang lazim disebut sebagai tingkah laku. Tingkah laku yang kelihatan sehari-hari terjadi sebagai hasil proses dari
adanya minat yang diniatkan dalam suatugerak
untuk pemenuhan kebutuhan saat teretentu. Di dalam kegiatan itulah pada umumnya Manusia melakukan kontak dengan
Manusia lain.
Salah satu kegiatan interaksi antara
sesama manusia terjadi pada saat kegiatan memancing. Mancing secara luas adalah suatu kegiatan
menangkap ikan yang bisa merupakan
pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor)
atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya
dengan target seekor ikan. Mancing dapat
pula diartikan sebagai perbuatanmenangkap atau coba menangkap ikan dengan
mempergunakan peralatan utama berupa joran (rod), penggulung (reel) dan kail (hook) seperti yang diatur
dalam ketentuan ini. (Irwan, 2012).
Tidak semua kegiatan menangkap ikan
dikatakan memancing, karena menangkap ikan dapat dilakukan dengan menggunakan
jala, tombak, dan bahkan dengan bom peledak. Memancing merupakan kegiatan yang
membutuhkan keseriusan dan menjadi mata pencaharian bagi nelayan namun saat ini
memancing menjadi alternatif untuk berwisata Trisno (dalam Andro 2009:18). Saat
ini kegiatan memancing lebih kepada suatu kegiatan penyalur hobi. Memancing dianggap
sebagai salah satu cara untuk bersantai, olah raga, dan juga untuk memperluas
pergaulan.
Hobi memancing saat ini menjadi
salah satu hobi baru yang diminati oleh semua kalangan usia. Peminat dari
kegiatan memancing sebagai hobi ini semakin banyak di seluruh lapisan
masyarakat. Penggemar hobi memancing saat ini tidak saja berasal dari kalangan
masyarakat yang berusia di atas 60 tahun, tetapi memancing juga digemari oleh
kalangan remaja dan masyarakat di usia 25 tahun hingga 50 tahun.Selain karena
peminatnya yang semakin meningkat, kegiatan memancing semakin diminati ketika akses terhadap lokasi-lokasi
pemancingan semakin mudah, kondisi seperti ini semakin meningkatkan jumlah
peminat hobi memancing.Dengan varian sistem memancing dan jenis ikan yang
banyak menjadikan para pemancing dapat memilih dan menimbulkan persaingan
Di daerah Bangko, tepatnya di ujung
tanjung depan kantor pariwisata kota bangko kabupaten merangin yang terletak di
tepi sungai merupakan tempat yang di pergunakan oleh masyarakat disore hari untuk
kegiatan memancing. Kegiatan memancing di sini bukan hanya sebagai hiburan,
akan tetapi kadang kala dijadikan sebagian para
pemancing menjadi ajang taruhan.
Berdasarkan
hasil wawancara pada tanggal 13 januari dengan para pemancing
(bapak Burhaini, bapak Ade, bapak As) peneliti memperoleh Ada beberapa alasan
mereka melakukan kegiatan memancing, yakni karena kehidupan masyarakat kota
yang waktunya habis untuk beraktivitas. Aktivitas masyarakat cenderung dengan
keramaian dan polusi udara. Hal demikian sangat berpengaruh pada kesehatan
fisik dan psikis setiap manusia yang berakibat seseorang akan merasa tidak
sehat dan gampang stres. Hal tersebut membuat manusia membutuhkan hiburan yang
juga menyangkut dengan olahraga yang memberikan relaksasi pada tubuh, dan jiwa
seseorang. Di pemancingan ujung tanjung terdapat suasana yang tenang dan bersahabat dengan alam
yang berguna untuk memberi rasa damai dalam diri seseorang.Beberapa alasan lain
yakni: pertama, karena memancing kini banyak diminati para pria baik tua maupun
muda, baik yang tinggal di kota maupun di desa.Kegiatan memancing sering
menjadi topik pembicaraan masyarakat karena memancing kini sering masuk pada
acara-acara televisi sepertiFestival memancing, Mancing Mania, Mata Pancing,
dan sudah terbentuknya organisasi-organisasi memancing secara lokal (klub),
nasional, maupun Internasional.
Dari
hasil wawancara penulis terhadap tiga narasumber (bapak burhaini, bapak ade saputra,
bapak sias) yang hobi memancing, pada tanggal 15 januari
2017, dikatakan bahwa memancing itu adalah suatu kegiatan positif, karena
memancingmerupakan kegiatan yang melatih
kesabaran dan emosional seseorang, obat stres, mendapatkan ketenangan, dan
hiburan yang didapat saat bercanda bersama teman-teman pemancing lainnya.
Kepuasan memancing yang didapat bukan itu saja, tetapi hal yang paling
menyenangkan adalah ketika ikan memakan
umpan pancing, dan saat menarik (mengulur) benang pancing. Dalam hal menarik
ikan tidak segampang yang dilihat, perlu strategi dan keahlian khusus agar ikan
tidak lepas. Memancing kini berkembang, bukan hanya sekedar hiburan untuk
mendapatkan ikan, melainkan sebagai kegiatan mengisi waktu luang. Akan tetapi
ada anggapan keliru sebagian masyarakat mengenai memancing, yakni beranggapan
bahwa memancing merupakan kegiatan yang sia-sia, menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga.
Hasil
wawancara penulis kembali dengan bapak burhaini pada tanggal 21 januari 2017.
Di peroleh hasil kembali bahwa pada saat melakukan kegiatan memancing bersama
dengan pemancing lainya sering terjadi percakapan yang mengarah kepada hal yang
kadang kala positif dan kadang kala negatif. Sering terjadi percakapan mengenai
cara mendidik anak sampai kepada curahan hati mengenai masalah
perekonomian kehidupan keluarga masing-masing dan juga tingkah laku dari anak
masing-masing. Ketika terjadi percaakapan mengenai keseharian yang terjadi di
lingkungan rumah tangga masing-masing pemancing, ada pemancing yang nantinya
berbagi pengalaman atau solusi dari setiap permasalahan yang dikemukakan
berdasarkan pengalaman yang di dapatnya.
Dari
hasil wawancara di atas dapat dikatan bahwa pengalaman belajar dapat diperoleh
manusiamelalui upaya mengamati diri dan lingkungan, maka pada setiap masyarakat
tertentu selalu terdapat sistem belajar atau sistem belajar masyarakat. Sistem
belajar yang dimaksud adalah suatu sistem dimana pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai tertentu ditularkan melalui pembelajaran di satu pihak, dan belajar
di pihak lain, baik dalam latar formal, non formal maupun informal Soedomo
(1989). Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa salah satu bentuk sistem
belajar masyarakat yang belatar informal pada masyarakat adalah melalui
kegiatan memancing. melalui kegiatan memancing ini hasil dari pendidikan dapat
diperoleh setiap individu dari hasil mengamati diri dan lingkunganya. Malalui
pengamatan, mendengar, membaca, bertanya, membicarakan, mencobakan, maka
interaksi yang terjadi pada kegiatan memancing akan mendorong terjadinya proses
pendidikan
Berdasarkan fenomena di atas maka
penulis tertarik dan ingin mengetahui tentang proses pembelajaran pada kegiatan memancing (studi kasus
di tempat pemancingan ujung tanjung)
B.
Fokus
Penelitian
Sesuai
dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah :Deskripsi
mengenai komponen-komponen pembelajaran yang terdapat di dalam proses interaksi
pada kegiatan memancing.
C.
Pertanyaan
Penelitian
1. Bagaimanakah
gambaran materi pembelajaran
dalam proses interaski pada kegiatan memancing?
2. Bagaimanakah
gambaran tujuan pembelajaran dalam
proses interaksi padakegiatan memancing?
D.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan
masalah yang dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan
materi pembelajaran
dalam proses interaksi pada kegiatan
pemancingan.
2. Menggambarkan
tujuan penmbelajaran
dalam proses interaksi pada kegiatan
pemancingan.
E.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat
Teoritis: Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkungan
nonformal dalam hal ini masyarakat dalam memberikan pendidikan dimana saja dan kapan saja, tidak di tentukan oleh waktu.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi
peneliti selanjutnya: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi bagi peneliti lain yang menelaah lebih lanjut tentang pendidikandi tempat pemancingan.
b.
Bagi
masyarakat: Sebagai
masukan bagi orang tua, anak dan masyarakat dalam hal pendidikan di tempat pemancingan.
c.
Bagi
Pendidikan Luar Sekolah: sebagai masukkan untuk dapat ditransferkan ke dalam konteks pendidikan non formal dan
informal dalam kegiatan pembelajaran pendidikan luar sekolah.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menunjukkan suatu proses
bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur
pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.Hasbullah (2001: 1) mengemukakan sebagai berikut:
Pendidikan dalam
arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan,
selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pendidikan
merupakan kebutuhan dasar dan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang. Dewey dalam (Hasbullah,2001:2)
menyatakan bahwa “pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang berupa bimbingan dan
pengarahan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya.Pendidikan juga
merupakan pembentukan kepribadian dan juga kemampuan menuju dewasa.
B.
Jenis
Pendidikan
Jalur pendidikan dapat di bagi menjadi tiga 1) jalur pendidikan informal,
2) jalur pendididkan non formal dan 3) jalur pendidikan formal. Ketiga jalur
pendidikan ini saling melengkapi satu dengan yang lainya. Berkaitan dengan pengertian
pendidikan terdapat perbedaan yang jelas
antara pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal.
Sehubungan dengan hal ini Coombs dalam
Sudjana(2004: 22) membedakan pengertian ketiga
jenis pendidikan itu sebagai berikut:
Pendidikan formal adalah kegiatan yangsistematis,bertingkat/
berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan
yang setaraf dengannya, termasuk kedalamnya ialah
kegiatan studi yang berorientasi akademis
dan umum, program spesialisasi, dan latihan
professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga
sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup
sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh
kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan
permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa. Pendidikan nonformal ialah setiap
kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang,
dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih
luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam
mancapai tujuan belajarnya.
Ketiga pengertiandi atasdapat digunakan untuk membedakan
program pendidikan yang termasuk ke dalam setiap
jalur pendidikan tersebut. Sebagai bahan untuk menganalisis
berbagai program pendidikan maka ketiga batasan pendidikan di atas perlu diperjelas
lagi dengan kriteria yang dapat membedakan antara pendidikan yang
program-programnya bersifat nonformal dengan pendidikan yang
program-programnya bersifat informal dan formal.
Perbedaan antara pendidikan yang program-programnya
bersifat nonformal dan informal dapat dikemukakan sebagai berikut. Pendidikan
yang program-programnya bersifat nonformal memiliki tujuan dan kegiatan
yang terorganisasi, diselenggarakan di lingkungan masyarakat
dan lembaga-lembaga, untuk melayani kebutuhan
belajar khusus para peserta didik.
Sedangkan pendidikan yang program- programnya
bersifat informal tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang
terorganisasi. Kegiatan pendidikan ini
lebih umum, berjalan dengan
sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga, serta
melalui media massa, tempat bermain, dan lain sebagainya.
Apabila kegiatan yang termasuk pendidikan yang
program-programnya bersifat informal ini diarahkan untuk mencapai tujuan
belajar tertentu maka kegiatan tersebut dikategorikan baik ke dalam
pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal maupun pendidikan
yang program-programnya bersifat formal.
Kleis dalam Sudjana
(2004: 25) memberi
batasan umum bahwa: Pendidikan
adalah sejumlah pengalaman yang dengan
pengalaman itu, seseorang atau kelompok
orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami
pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau
kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan
(belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan
perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau
kelompok dalam lingkungannya.
Menurut
Sudjana (2004) “Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang
usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh
lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan
dengan tetangga, lingkungan pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan dan media
masa. Pendidikan informal sama sekali tidak terorganisasi secara struktural,
tidak terdapat perjenjangan kronologis, tidak mengenal adanya ijazah, waktu
belajar sepanjang hayat, dan lebih merupakan hasil pengalaman individual
mandiri dan pendidikannya tidak terjadi di dalam medan interaksi belajar
mengajar buatan.
C.
Pendidikan Di Tempat Pemancingan
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap
individu tidak dapat berdiri sendiri tetapi memerlukan bantuan individu
lainnya. Bayi yang baru lahir tidak akan dapat mempertahankan kehidupannya
tanpa bantuan orang tuanya. Sejalan dengan pertumbuhan badannya, bayi yang
telah menjadi anak dan seterusnya menjadi dewasa, akan mengenal lingkungan yang
lebih luas, perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya,
kemudian ayah dan saudara-saudaranya akhirnya mengenal orang lain diluar
lingkungan keluarganya. Selanjutnya orang-orang yang dikenalnya semakin banyak
dan semakin heterogen.
Lingkungan adalah ruang di mana seseorang hidup,
baik ruangan fisik, mental maupun spiritual. Lingkungan itu sendiri sebenarnya
netral,tidak mempengaruhi apa-apa jika hanya dilalui sepintas kilas. Ia baru
mempengaruhi manusia ketika menstimuli manusia secara berulang-ulang, terus
menerus dalam waktu yang lama. Pengaruh lingkungan terhadap manusia bisa berupa
membentuk atau mengubah tingkah laku, bisa positif bisa juga negatif bergantung
kepada faktor-faktor apa yang relevan dengan kegiatan atau dengan perhatian
manusia.Menurut Soerjono Soekanto (2003: 25)
Semenjak
dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan
sesamanya, sehingga dia disebut sosial
animal.Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama
dengan sesamanya. Apabila dibandingkan dengan makhluk hidup lain seperti hewan,
manusia tidak mungkin hidup sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan
“mati”, manusia yang dikurung sendirian disuatu ruangan tertutup, pasti akan
mengalami gangguan pada perkembangan pribadinya, sehingga lama kelamaan dia
akan “mati”.
Menurut Burhanudin Salam dalam Syafii (2009: 1) “lingkungan
sosial yaitu bentuk kehidupan bersama yang tercipta untuk mencapai kebutuhan
dan tujuan bersama”. Menurut Patty dkk dalam Nani (2004: 5)“yang dimaksud
dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu di dalam
hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan phisik seperti orang tuanya, rumahnya,
kawan-kawannya bermain, masyarakat sekitarnya maupun dalam bentuk lingkungan
psikologis seperti misalnya perasaan-perasaan yang dialaminya, cita-citanya,
persoalan-persoalan yang dihadapinya dan sebagainya.
D. Interaksi
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan
suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari
satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan
efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua
arah, yaitu dengan munculnyafeedback dari pihak penerima pesan.
Kualitas pembelajaran
dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di
dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses
transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada
peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.Banyak
pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika
diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud
yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G
(2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum,
sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kataumus, sebuah
kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata
benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang
mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
hubungan.Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka
kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan
orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar
pikiran, berhubungan, atau berteman.Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna
pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Evertt M. Rogers
mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu
gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah
perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan
bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai
beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir
komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang
sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan
kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan
penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan
simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh
penerima.(Suranto : 2005)
Pembelajaran sebagai
subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung
peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi
komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada
peserta didik atas pesan atau materi belajar.
Komunikasi efektif
dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan
dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu
memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan,
bahwa pada
dasarnya kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi antara individu dengan individu lainya.
Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pembelajaran
adalah proses pelaksanaannya. Pengajaran berintikan interaksi antar individu dengan individu lainya atau sebaliknya dalam
proses belajar mengajar. Proses interaksi ini, individu yang satu melakukan kegiatan mengajar dan individu yang satunya belajar. Kegiatan
mengajar dan belajar ini, bukan merupakan dua hal yang terpisah tetapi bersatu,
dua hal yang menyatukannya adalah interaksi tersebut.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Pendekatan dan Metode Penelitian
Untuk mengetahui
pendidikan pada kegiatan
pemancingan di ujung tanjung maka peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu peneliti inggin mengetahui proses
interaksi pembelajaran informal di tempat pemancingan ujung tanjung. Sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah
pendekatan kualitatif.Pendekatan ini cocok digunakan karena
data yang dikumpulkan tidak menggunakan angka-angka tetapi berupa kata kata
tertulis atau lisan dan gambar. Seperti
yang dikemukakan oleh Moleong (2005:4) “Penelitian kualitatif adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
orang-orang dan prilaku yang diamati”.
Penelitian
kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitiannya alamiah tidak
menonjol dan tidak memaksa. Penelitian ini menyelidiki tentang bagaimana cara
mereka berfikir
dan bertindak menurut cara mereka. Dalam hal ini, yang ingin peneliti deskripsikan
materi pendidikan apa yang terkandung dalam perbicangan
pemancing dan apa tujuan pendidikannya. Untuk itu penelitian
lansung terjun kelapangan dan berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan focus masalah. Jadi dalam
penelitian ini, peneliti dapat berkomunikasi secara lansung dengan subjek yang
diteliti serta dapat mengamati mereka
B.
Deskripsi
Latar dan Entri
1. Latar Penelitian
Dalam
penelitian ini penulis memilih tempat di ujung tanjung, bukit keramat terletak di depan kantor pariwisata, pasar
bawah Bangko Kabupaten Merangin yang berjarak ± 13
KM dari ibu kota Kecamatan dan ± 15
KM Ibu Kota Kabupaten Merangin
Keadaan
masyarakat disekitar ujung tanjung bersifat
hiterogen bukan hanya penduduk asli tetapi ada juga pendatang yang memancing disana dikarenakan berada di tepi sungai merangin dan tempat berwisata bagi
masyarakat sekitar disore harinya. Masyarakat sekitar merupakan
penduduk campuran seperti Medan, Jawa, Palembang dan padang,mereka datang dan hidup menetap untuk bekerja di kota Bangko. Disekitaran daerah ujung
tanjung bukit keramat ini terdapat perkantoran dan juga pasar.
Peneliti
memasuki daerah penelitian sebagai orang yang sudah dikenali karena peneliti
merupakan salah satu warga daerah
bukit keramat yang sering memancing di ujung tanjung dan
sudah mengenal dengan baik apa dan bagaimana
keadaan lokasi penelitian.
2. Entri
Penelitian
Kehadiran peneliti di lapangan dengan
terlibat secara langsung dalam kegiatan pemancingan, selain itu, peneliti memiliki hubungan yang
baik dengan subjek penelitian. Peneliti
secara terbuka dan terang-terangan bertindak melalui pengamatan partisipatif
yakni pengamatan dimana peneliti
terlibat langsung dalam kegiatan subjek.
Sebelum peneliti melakukan
penelitian ke lapangan peneliti sudah mengetahui atau mengenali lebih dulu
informan-informan yang akan dijadikan subjek dan dimintai keterangan. Informasi
yang peneliti dapatkan, dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang
akan diteliti untuk itu penelitian ini membutuhkan waktu selama 3 bulan, tapi jika waktu yang telah
ditetapkan belummencukupi karna disebabkan oleh factor lain, maka waktu
penelitian akan diperpanjang.
C. Kehadiran
Peneliti
Berkenaan
dengan peran penulis sebagai pengumpul data, maka data utama yang dikumpul
adalah tentang proses interaksi pembelajaran
informal yang berhubungan langsung dengan penulisan ini, data akan terkumpul dan akan diperoleh
melalui interaksi yang intensif dengan subjek penelitian.
Dengan
mengamati partisipan ini, maka data yang diperolehkan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak, dan rencana
penelitian.Sesuai dengan pendekatanpenelitian ini yaitu
pedekatan kualitatif, disini peneliti sebagai pengamat partisipan, maka
kehadiran peneliti di tempat penelitian sangat diperlukan sebagai instrumen
utama. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai perencana, pemberi tindakan,
pewawancara, dan pengumpul data sekaligus pembuat laporan.
Kemudian peneliti
melakukan pengamatan tentang interaksi yang
terjadi di tempat pemancingan. Menurut Meleong (2010: 9) bahwa “Dalam penelitian kualitatif, peneliti
sendiri atau orang lain merupakan alat pengumpul data utama”. Hal ini dilakukan
karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia, maka sangat tidak mungkin
untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data digunakan 3 teknik
yitu: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
1.
Observasi
Menurut Hadi dalam Prastowo (2010:27), observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.Pengumpulan data dengan observasi langsung atau
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
adapertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan
secaralangsung dapat dilaksanakan terhadap subyek sebagaimana adanya dilapangan
atau dalam suatu percobaan, baik di lapangan maupun di dalamlaboratorium (
Nazir, 1999: 214).
Dalam menetapkan kawasan-kawasan yang dijadikan fokus
dalam penelitian ini, peneliti berpedoman kepada pendapat Umar dan Akbar dalam Prastowo(2010:27),
yaitu pengamatan menjadi salah satu teknik pengumpulan data yakni jika : (1)
sesuai dengan tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatatat secara
sistematis, (3) dapat dikontrol reliabilitas dan kebenarannya.
Kawasan-kawasan tersebut adalah meliputi kegiatan yang
dilakukan para pemancing. Dengan
melakukan pemfokusan terhadap perolehan data-data tersebut diharapkan dapat
membantu peneliti untuk mengungkapkan proses interaksi pembelajaran informal dilihat dari
materi dan tujuannya, yang terjadi pada saat kegiatan memancing di
ujung tanjung.
Observasi yang peneliti lakukan
di mulai dari kegiatan grendtourdi
lokasi penelitian, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek
penelitian, walaupun dari penjelasan ini peneliti masih memperoleh gambaran umum, menyeluruh tentang situasi sosial yang ada,
melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasa. Melalui
observasi ini peneliti akan mengambil data berkenaan dengan proses interaksi
pembelajaran di tempat pemacingan ujung tanjung.
2. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara
simultan dengan observasi atau dengan observasi partisipasi dan dapat pula
secara tersendiri. Wawancara yang dilakukan secara simultan dengan observasi dilakukan pada saat-saat
permulaan pengumpulan data dalam rangka penjajakan site (pencatatan
dilapangan).Pada permulaan tersebut terkadang hanya dilakukan observasi semata.
Melalui penggunaan wawancara simultan dengan observasi itu diperoleh data tentang
proses interaksi pembelajaran informal. Setelah
pengkajian terhadap catatan lapangan dilakukan melalui teknik pengumpulan data,
apabila belum juga diperoleh data yang maksimal, maka diperlukan wawancara
tersendiri untuk melengkapi data tentang proses interaksi pembelajaran di tempat pemancingan
yang telah dapat melalui wawancara simultan. Wawancara ini dilakukan secara
terstruktur tetapi tetap memberi
kebebasan yang lebih besar kepada subjek untuk mengutarakan pandangan dan
perilakunya.Informan ini dan
informasi
yang dibutuhkan.
Peneliti menggunakan teknik wawancara dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban yang valid dari informan, maka peneliti harus bertatap muka
dan bertemu langsung dengan informan.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang keadaan demografi
daerah ujung
tanjung bukit keramat kabupaten merangin yang sebagian data nya
diperoleh dari dokumentasi yang datanya diperoleh dari kantor lurah RT 03 bukit keramat. Walaupun
perumusan data tidak dirumuskan
dalam pertanyaan penelitian, tetapi kedudukan data ini cukup penting dalam
penelitian kualitatif terutama untuk
menyajikan informasi untuk mengkaji kemungkinan keteralihan (transferability)
temuan penelitian ini dalam kontek lain yang bersamaan dan hampir bersamaan dengan
setting penelitian ini.
Dokumen yang dicari oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah berupa gambar atau foto, seperti interasi antara pemancing dan catatan
lain yang mendukung yang berhubungan dengan penelitian.
E. Informan
Penelitian
Untuk mempelajari sekaligus mengetahui tentang proses pendidikan nonformal seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Bapak burhaini, bapak as dan bapak ade yang hampir
setiapsore hari melakukan kegiatan memancing dilokasi ini.
Untuk penjaringan
informan penelitian, peneliti menggunakan teknik “snowball sampling”. Informan-informan penelitian ini akan terus bergulir
sampai pada titik optimal yang di perkirakan semua informasi yang dibutuhkan
dirasakan sudah mencukupi untuk data-data sesuai dengan karakter elemen dari
penelitian ini. Penelitian ini memerlukan subjek utama untuk informan
kunci. Untuk mendapatkan informasi yang
di ingginkan maka peneliti menetapkan keyinforman
dalam memperoleh data dan informasi. Sebagai informan di dapat bapak
burhaini,setelah mendapatkan informasi siapa saja yang akan menjadi sumber
informasi dalam penelitian ini, maka peneliti akan menggulirkan pertanyaan-
pertanyaan kepada informan yang di dapat untuk mendapatkan informasi yang
sebanyak-banyaknya dengan menggunakan teknik snowball Sampling.
F.
Teknik Analisis
Data
Data yang telah dikumpulkan
pada setiap pertemanan, lansung dianalisis. Analisis dan interpretasi data
jalan terus selama proses penelitian sampai semua data yang diperlukan terkumpul.
Selama proses penelitian, analisis dilakukan dan muncul pertanyaan-pertanyaan
yang dijadikan patokan untuk melacak terus kasus yang diteliti sampai diperoleh
data sebanyak mungkin. Setelah semua data terkumpul, maka data-data itu
dikelompokkan kemudian dicari hubungan dengan antara satu
Penganalisaan data
dalam penelitian ini dilakukan selama penelitian ini berlansung, mulai
dari analisis data dalam riset
kualitatif merupakan proses yang terus menerus dilakukan dalam riset dengan
observasi partisipan.Dalam menganalisis
data penelitian digunakan teknik analisis data yang menggunakan analisis
data model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008:337). Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data
merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan
kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu
menerapkan motode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang
berhubungan dengan subjek yang diteliti, peneliti merekam data lapangan dalam
bentuk catatan-catatan lapangan (field
note), harus ditafsirkan, atau seleksi masing-masing data yang relevan
dengan fokus masalah yang diteliti.
Reduksi data
merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan
demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian
terhadap masalah yang diteliti.
2. Display Data atau
Penyajian Data
Penyajian data yang
diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang
didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk naratif. Display data
digunakan untuk melihat gambaran secara keseluruhan data yang didapat untuk
mengambil suatu kesimpulan yang tepat.
3. Kesimpulan atau
Verivikasi
Langkah ke tiga dalam
analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008:345) adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
G.
Teknik Penjaminan Keabsahan Data
Tingkat kepercayaan
atau kevaliditasan terhadap data penelitian ini merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya. Untuk mendapatkan data yang kredibilitas tinggi maka dalam
penelitian ini digunakan teknik
trianggulasi data.
Moleong (2005:329-331) menyatakan Teknik
triangulasi yaitu teknik memeriksa keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Untuk keperluan pengecekan
atau sebagai bahan perbandingan terhadap data, sehingga data itu dapat
dipercaya. Pemeriksaan keabsahan data
dilakukan dengan teknik triangulasi
yakni pemeriksaan dilakukan dengan cara yang menurut Denzin (Moleong, 2007:83) menyatakan bahwa :
Triangulasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber, metode, peneliti
dan teori. Sehubungan dengan itu, triangulasi dilakukan dengan cara : 1)
membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan; 2)
membandingkan apa yang dikatakan oleh para aktor didepan umum dengan apa yang
disampaikan secara pribadi pada peneliti; 3) membandingkan data yang
diperoleh dengan teori-teori yang relevan.
Teknik triangulasi yang dilakukan dengan metode wawancara sebagaimana yang
dikemukan Patton (dalam Sugiyono, 2008:19) derajat
kepercayaan terhadap data diperiksa melalui wawancara. Teknik triangulasi
dengan peneliti lain tidak dilakukan, karena penelitian ini bukan dilakukan
oleh tim. Selanjutnya triangulasi dengan menggunakan teori dilakukan sebagai
penjelasan tambahan.
H. Jadwal
Penelitian
No
|
Uraian Kegiatan
|
Jan 2017
|
Feb 2017
|
Maret 2017
|
Apr 2017
|
Mai 2017
|
Jun 2017
|
1
|
Penyususan Proposal
|
√
|
√
|
|
|
|
|
2
|
Diskusi proposal
|
√
|
√
|
|
|
|
|
3
|
Ujian Proposal
|
|
|
√
|
|
|
|
4
|
Perbaikan setelah ujian
|
|
|
|
√
|
√
|
|
5
|
Pengumpulan Data penelitian
|
|
|
|
√
|
√
|
|
6
|
Uji keabsahan data
|
|
|
|
√
|
√
|
|
7
|
Membuat draf laporan
|
|
|
|
√
|
√
|
|
7
|
Diskusi draf laporan
|
|
|
|
√
|
√
|
|
8
|
Ujian Srkipsi
|
|
|
|
|
√
|
|
9
|
Penyempurnaan laporan
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Andro. 2009.
Kiat-kiat memancing. Bandung : PT
Bumi Aksara
Andang Lestari. 2003. Komunikasi Dalam Kegiatan
Pembelajaran : ANDI
Djamil. 1997. Hubungan manusia dengan manusia.
(http://Dita8.blogspot..Diakses 13 Januari 2017).
Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo.
Moleong, Lexy. 2010. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung
: Rosda Karya.
Moleong, Lexy. 2005. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung
: Rosda Karya.
Nadi . 2005. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :
Alfabeta
Sudjana, HD. 2004. Pendidikan Nonformal, Bandung : Falah
Production
Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
UU
RI No. 20 Tahun 2003.Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar