Rabu, 05 April 2017

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF PLS



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang terkenal dengan sebutan trilogi pendidikan, yaitu pendidikan di dalam keluarga (pendidikan informal), pendidkan di dalam sekolah (pendidikn formal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal). Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, menyatakan“bahwa pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu jalur pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal dan jalur pendidikan informal”.     
Dengan berlakunya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan informal merupakan bagian terpadu serta berperan dalam menunjang terlaksananya fungsi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan martabat bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.Undang-Undang Dasar 1945pasal 28 C ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi mensejahterakan umat manusia”.
Text Box: 1Tempat pemancingan ujung tanjungmerupakan salah satu wadah yang memberikan pendidikan kepada masyarakat melalui jalur Pendidikan NonFormal dan Informal.Peran Pendidikan Nonformal dan Informal adalah penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) 
Dalam kehidupan sehari-hari Manusia sebagai makhluk sosial, yaitumakhluk yang memiliki kodrat hidup bermasyarakat saling berinteraksi antara satu orang dengan orang lainya. Maka sudah semestinya jikamereka akan saling membutuhkan antara satu dengan lainya dalam bentukhubungan guna mencukupi segala kebutuhanyaDjamil(1997:40) Sejarah dunia telah membuktikan, bahwa manusia tidak akan pernah bisalepas dari pergaulan yang mengatur hubungan antara sesamanya di dalam segalakeperluanya karena sejak dilahirkan sampai meninggal dunia manusia selalumengadakan hubungan dengan manusia lain. Hubungan itu timbul berkenaandengan pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
            Untuk memenuhikebutuhan jasmani dan rohani,manusia selalu mewujudkan dalam suatu kegiatan yang lazim disebut sebagai tingkah laku. Tingkah laku yang kelihatan sehari-hari terjadi sebagai hasil proses dari adanya minat yang diniatkan dalam suatugerak untuk pemenuhan kebutuhan saat teretentu. Di dalam kegiatan itulah pada umumnya Manusia melakukan kontak dengan Manusia lain.
            Salah satu kegiatan interaksi antara sesama manusia terjadi pada saat kegiatan memancing.  Mancing secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa  merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan.  Mancing dapat pula diartikan sebagai perbuatanmenangkap atau coba menangkap ikan dengan mempergunakan peralatan utama berupa joran (rod), penggulung  (reel) dan kail (hook) seperti yang diatur dalam ketentuan ini. (Irwan, 2012).
            Tidak semua kegiatan menangkap ikan dikatakan memancing, karena menangkap ikan dapat dilakukan dengan menggunakan jala, tombak, dan bahkan dengan bom peledak. Memancing merupakan kegiatan yang membutuhkan keseriusan dan menjadi mata pencaharian bagi nelayan namun saat ini memancing menjadi alternatif untuk berwisata Trisno (dalam Andro 2009:18). Saat ini kegiatan memancing lebih kepada suatu kegiatan penyalur hobi. Memancing dianggap sebagai salah satu cara untuk bersantai, olah raga, dan juga untuk memperluas pergaulan.
            Hobi memancing saat ini menjadi salah satu hobi baru yang diminati oleh semua kalangan usia. Peminat dari kegiatan memancing sebagai hobi ini semakin banyak di seluruh lapisan masyarakat. Penggemar hobi memancing saat ini tidak saja berasal dari kalangan masyarakat yang berusia di atas 60 tahun, tetapi memancing juga digemari oleh kalangan remaja dan masyarakat di usia 25 tahun hingga 50 tahun.Selain karena peminatnya yang semakin meningkat, kegiatan memancing semakin  diminati ketika akses terhadap lokasi-lokasi pemancingan semakin mudah, kondisi seperti ini semakin meningkatkan jumlah peminat hobi memancing.Dengan varian sistem memancing dan jenis ikan yang banyak menjadikan para pemancing dapat memilih dan menimbulkan persaingan
            Di daerah Bangko, tepatnya di ujung tanjung depan kantor pariwisata kota bangko kabupaten merangin yang terletak di tepi sungai merupakan tempat yang di pergunakan oleh masyarakat disore hari untuk kegiatan memancing. Kegiatan memancing di sini bukan hanya sebagai hiburan, akan tetapi kadang kala dijadikan sebagian para pemancing menjadi ajang taruhan.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 13 januari dengan para pemancing (bapak Burhaini, bapak Ade, bapak As) peneliti memperoleh Ada beberapa alasan mereka melakukan kegiatan memancing, yakni karena kehidupan masyarakat kota yang waktunya habis untuk beraktivitas. Aktivitas masyarakat cenderung dengan keramaian dan polusi udara. Hal demikian sangat berpengaruh pada kesehatan fisik dan psikis setiap manusia yang berakibat seseorang akan merasa tidak sehat dan gampang stres. Hal tersebut membuat manusia membutuhkan hiburan yang juga menyangkut dengan olahraga yang memberikan relaksasi pada tubuh, dan jiwa seseorang. Di  pemancingan ujung tanjung terdapat suasana yang tenang dan bersahabat dengan alam yang berguna untuk memberi rasa damai dalam diri seseorang.Beberapa alasan lain yakni: pertama, karena memancing kini banyak diminati para pria baik tua maupun muda, baik yang tinggal di kota maupun di desa.Kegiatan memancing sering menjadi topik pembicaraan masyarakat karena memancing kini sering masuk pada acara-acara televisi sepertiFestival memancing, Mancing Mania, Mata Pancing, dan sudah terbentuknya organisasi-organisasi memancing secara lokal (klub), nasional, maupun Internasional.
Dari hasil wawancara penulis terhadap tiga narasumber (bapak burhaini, bapak ade saputra, bapak sias)  yang hobi memancing, pada tanggal 15 januari 2017, dikatakan bahwa memancing itu adalah suatu kegiatan positif, karena memancingmerupakan  kegiatan yang melatih kesabaran dan emosional seseorang, obat stres, mendapatkan ketenangan, dan hiburan yang didapat saat bercanda bersama teman-teman pemancing lainnya. Kepuasan memancing yang didapat bukan itu saja, tetapi hal yang paling menyenangkan  adalah ketika ikan memakan umpan pancing, dan saat menarik (mengulur) benang pancing. Dalam hal menarik ikan tidak segampang yang dilihat, perlu strategi dan keahlian khusus agar ikan tidak lepas. Memancing kini berkembang, bukan hanya sekedar hiburan untuk mendapatkan ikan, melainkan sebagai kegiatan mengisi waktu luang. Akan tetapi ada anggapan keliru sebagian masyarakat mengenai memancing, yakni beranggapan bahwa memancing merupakan kegiatan yang sia-sia, menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga.
Hasil wawancara penulis kembali dengan bapak burhaini pada tanggal 21 januari 2017. Di peroleh hasil kembali bahwa pada saat melakukan kegiatan memancing bersama dengan pemancing lainya sering terjadi percakapan yang mengarah kepada hal yang kadang kala positif dan kadang kala negatif. Sering terjadi percakapan mengenai cara mendidik anak sampai kepada curahan hati mengenai masalah perekonomian kehidupan keluarga masing-masing dan juga tingkah laku dari anak masing-masing. Ketika terjadi percaakapan mengenai keseharian yang terjadi di lingkungan rumah tangga masing-masing pemancing, ada pemancing yang nantinya berbagi pengalaman atau solusi dari setiap permasalahan yang dikemukakan berdasarkan pengalaman yang di dapatnya.
Dari hasil wawancara di atas dapat dikatan bahwa pengalaman belajar dapat diperoleh manusiamelalui upaya mengamati diri dan lingkungan, maka pada setiap masyarakat tertentu selalu terdapat sistem belajar atau sistem belajar masyarakat. Sistem belajar yang dimaksud adalah suatu sistem dimana pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai tertentu ditularkan melalui pembelajaran di satu pihak, dan belajar di pihak lain, baik dalam latar formal, non formal maupun informal Soedomo (1989). Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa salah satu bentuk sistem belajar masyarakat yang belatar informal pada masyarakat adalah melalui kegiatan memancing. melalui kegiatan memancing ini hasil dari pendidikan dapat diperoleh setiap individu dari hasil mengamati diri dan lingkunganya. Malalui pengamatan, mendengar, membaca, bertanya, membicarakan, mencobakan, maka interaksi yang terjadi pada kegiatan memancing akan mendorong terjadinya proses pendidikan
Berdasarkan fenomena di atas maka penulis tertarik dan ingin mengetahui tentang proses pembelajaran pada kegiatan memancing (studi kasus di tempat pemancingan ujung tanjung)

B.     Fokus Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :Deskripsi mengenai komponen-komponen pembelajaran yang terdapat di dalam proses interaksi pada kegiatan memancing.
C.    Pertanyaan Penelitian
1.    Bagaimanakah gambaran materi pembelajaran dalam proses interaski pada kegiatan memancing?
2.    Bagaimanakah gambaran tujuan pembelajaran dalam proses interaksi padakegiatan memancing?
D.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Menggambarkan materi pembelajaran dalam proses interaksi pada kegiatan pemancingan.
2.    Menggambarkan tujuan penmbelajaran dalam proses interaksi pada kegiatan pemancingan.
E.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.    Manfaat Teoritis: Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkungan nonformal dalam hal ini masyarakat dalam memberikan pendidikan dimana saja dan kapan saja, tidak di tentukan oleh waktu.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi peneliti selanjutnya: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang menelaah lebih lanjut tentang pendidikandi tempat pemancingan.
b.    Bagi masyarakat: Sebagai masukan bagi orang tua, anak dan masyarakat dalam hal pendidikan di tempat pemancingan.
c.    Bagi Pendidikan Luar Sekolah: sebagai masukkan untuk dapat ditransferkan ke dalam konteks pendidikan non formal dan informal dalam kegiatan pembelajaran pendidikan luar sekolah.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Pengertian Pendidikan
       Pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.Hasbullah (2001: 1) mengemukakan sebagai berikut:
Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan, selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dewey dalam (Hasbullah,2001:2) menyatakan bahwa “pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang berupa bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya.Pendidikan juga merupakan pembentukan kepribadian dan juga kemampuan menuju dewasa.




Rounded Rectangle: 9
 
B.       Jenis Pendidikan
Jalur pendidikan dapat di bagi menjadi tiga 1) jalur pendidikan informal, 2) jalur pendididkan non formal dan 3) jalur pendidikan formal. Ketiga jalur pendidikan ini saling melengkapi satu dengan yang lainya. Berkaitan  dengan  pengertian  pendidikan  terdapat  perbedaan  yang  jelas  antara pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Sehubungan dengan hal  ini  Coombs dalam Sudjana(2004: 22) membedakan  pengertian  ketiga  jenis  pendidikan  itu  sebagai berikut:
Pendidikan formal adalah kegiatan yangsistematis,bertingkat/ berjenjang, dimulai dari  sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya, termasuk   kedalamnya  ialah  kegiatan   studi   yang   berorientasi akademis  dan  umum, program  spesialisasi,  dan  latihan  professional,  yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap  orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber  dari   pengalaman  hidup  sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh  kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa. Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem  persekolahan yang, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.
Ketiga  pengertiandi atasdapat digunakan untuk membedakan   program pendidikan  yang termasuk  ke dalam  setiap  jalur pendidikan  tersebut.  Sebagai  bahan untuk menganalisis berbagai program pendidikan maka ketiga batasan pendidikan di atas perlu diperjelas lagi dengan kriteria yang  dapat membedakan antara pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal dengan pendidikan  yang program-programnya bersifat informal dan formal.
Perbedaan antara pendidikan yang  program-programnya bersifat nonformal dan informal dapat dikemukakan sebagai berikut. Pendidikan  yang program-programnya bersifat nonformal memiliki tujuan dan kegiatan yang terorganisasi, diselenggarakan  di  lingkungan  masyarakat  dan  lembaga-lembaga,  untuk  melayani kebutuhan  belajar  khusus  para  peserta  didik.  Sedangkan  pendidikan  yang  program- programnya   bersifat  informal tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang terorganisasi.   Kegiatan pendidikan   ini   lebih   umum,  berjalan   dengan   sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga, serta  melalui media massa, tempat bermain, dan lain sebagainya.
Apabila kegiatan yang termasuk pendidikan yang program-programnya bersifat informal ini  diarahkan untuk mencapai tujuan belajar tertentu maka kegiatan tersebut dikategorikan baik ke dalam  pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal maupun pendidikan yang program-programnya bersifat formal.
Kleis  dalam Sudjana (2004: 25)  memberi  batasan  umum  bahwa:  Pendidikan  adalah  sejumlah pengalaman   yang  dengan  pengalaman  itu,  seseorang  atau  kelompok  orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi  antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.
Menurut Sudjana (2004) “Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan dan media masa. Pendidikan informal sama sekali tidak terorganisasi secara struktural, tidak terdapat perjenjangan kronologis, tidak mengenal adanya ijazah, waktu belajar sepanjang hayat, dan lebih merupakan hasil pengalaman individual mandiri dan pendidikannya tidak terjadi di dalam medan interaksi belajar mengajar buatan.
C.  Pendidikan Di Tempat Pemancingan
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap individu tidak dapat berdiri sendiri tetapi memerlukan bantuan individu lainnya. Bayi yang baru lahir tidak akan dapat mempertahankan kehidupannya tanpa bantuan orang tuanya. Sejalan dengan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi dewasa, akan mengenal lingkungan yang lebih luas, perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian ayah dan saudara-saudaranya akhirnya mengenal orang lain diluar lingkungan keluarganya. Selanjutnya orang-orang yang dikenalnya semakin banyak dan semakin heterogen.
Lingkungan adalah ruang di mana seseorang hidup, baik ruangan fisik, mental maupun spiritual. Lingkungan itu sendiri sebenarnya netral,tidak mempengaruhi apa-apa jika hanya dilalui sepintas kilas. Ia baru mempengaruhi manusia ketika menstimuli manusia secara berulang-ulang, terus menerus dalam waktu yang lama. Pengaruh lingkungan terhadap manusia bisa berupa membentuk atau mengubah tingkah laku, bisa positif bisa juga negatif bergantung kepada faktor-faktor apa yang relevan dengan kegiatan atau dengan perhatian manusia.Menurut Soerjono Soekanto (2003: 25)
Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya, sehingga dia disebut sosial animal.Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Apabila dibandingkan dengan makhluk hidup lain seperti hewan, manusia tidak mungkin hidup sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan “mati”, manusia yang dikurung sendirian disuatu ruangan tertutup, pasti akan mengalami gangguan pada perkembangan pribadinya, sehingga lama kelamaan dia akan “mati”.
Menurut Burhanudin Salam dalam Syafii (2009: 1) “lingkungan sosial yaitu bentuk kehidupan bersama yang tercipta untuk mencapai kebutuhan dan tujuan bersama”. Menurut Patty dkk dalam Nani (2004: 5)“yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan phisik seperti orang tuanya, rumahnya, kawan-kawannya bermain, masyarakat sekitarnya maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti misalnya perasaan-perasaan yang dialaminya, cita-citanya, persoalan-persoalan yang dihadapinya dan sebagainya.
D.  Interaksi Pembelajaran
            Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnyafeedback dari pihak penerima pesan.
            Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kataumus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan.Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman.Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
            Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005)
            Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
            Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
             Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya kegiatan pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi antara individu dengan individu lainya. Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pembelajaran adalah proses pelaksanaannya. Pengajaran berintikan interaksi antar individu dengan individu lainya atau sebaliknya dalam proses belajar mengajar. Proses interaksi ini, individu yang satu  melakukan kegiatan mengajar dan individu yang satunya belajar. Kegiatan mengajar dan belajar ini, bukan merupakan dua hal yang terpisah tetapi bersatu, dua hal yang menyatukannya adalah interaksi tersebut.










                      







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.       Pendekatan dan Metode Penelitian
Untuk mengetahui pendidikan pada kegiatan pemancingan di ujung tanjung maka peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu peneliti inggin mengetahui proses interaksi pembelajaran informal di tempat pemancingan ujung tanjung. Sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan ini cocok digunakan karena data yang dikumpulkan tidak menggunakan angka-angka tetapi berupa kata kata tertulis atau lisan dan gambar. Seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2005:4) Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif  berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan prilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitiannya alamiah tidak menonjol dan tidak memaksa. Penelitian ini menyelidiki tentang bagaimana cara mereka berfikir dan bertindak menurut cara mereka. Dalam hal ini, yang ingin peneliti deskripsikan materi pendidikan apa yang terkandung dalam perbicangan pemancing dan apa tujuan pendidikannya. Untuk itu penelitian lansung terjun kelapangan dan berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan focus masalah. Jadi dalam penelitian ini, peneliti dapat berkomunikasi secara lansung dengan subjek yang diteliti serta dapat mengamati mereka


Rounded Rectangle: 18
 
B.     Deskripsi Latar dan Entri
1.  Latar Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih tempat di ujung tanjung, bukit keramat terletak di depan kantor pariwisata, pasar bawah Bangko Kabupaten Merangin yang berjarak  ± 13 KM dari ibu kota Kecamatan dan ± 15 KM Ibu Kota Kabupaten Merangin
Keadaan masyarakat disekitar ujung tanjung bersifat hiterogen bukan hanya penduduk asli tetapi ada juga pendatang yang memancing disana dikarenakan berada di tepi sungai merangin dan tempat berwisata bagi masyarakat sekitar disore harinya. Masyarakat sekitar merupakan penduduk campuran seperti Medan, Jawa, Palembang dan padang,mereka datang dan hidup menetap untuk bekerja di kota Bangko. Disekitaran daerah ujung tanjung bukit keramat ini terdapat perkantoran dan juga pasar.
Peneliti memasuki daerah penelitian sebagai orang yang sudah dikenali karena peneliti merupakan salah satu warga daerah bukit keramat yang sering memancing di ujung tanjung dan sudah mengenal dengan baik apa dan bagaimana keadaan lokasi penelitian.
2.    Entri Penelitian
Kehadiran peneliti di lapangan dengan terlibat secara langsung dalam kegiatan pemancingan, selain itu, peneliti memiliki hubungan yang baik dengan subjek penelitian. Peneliti secara terbuka dan terang-terangan bertindak melalui pengamatan partisipatif yakni pengamatan dimana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan subjek.
Sebelum peneliti melakukan penelitian ke lapangan peneliti sudah mengetahui atau mengenali lebih dulu informan-informan yang akan dijadikan subjek dan dimintai keterangan. Informasi yang peneliti dapatkan, dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang akan diteliti untuk itu penelitian ini membutuhkan waktu selama 3 bulan, tapi jika waktu yang telah ditetapkan belummencukupi karna disebabkan oleh factor lain, maka waktu penelitian akan diperpanjang.

C.  Kehadiran Peneliti
Berkenaan dengan peran penulis sebagai pengumpul data, maka data utama yang dikumpul adalah tentang proses interaksi pembelajaran informal yang berhubungan langsung dengan penulisan ini, data akan terkumpul dan akan diperoleh melalui interaksi yang intensif dengan subjek penelitian.
Dengan mengamati partisipan ini, maka data yang diperolehkan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak, dan rencana penelitian.Sesuai dengan pendekatanpenelitian ini yaitu pedekatan kualitatif, disini peneliti sebagai pengamat partisipan, maka kehadiran peneliti di tempat penelitian sangat diperlukan sebagai instrumen utama. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai perencana, pemberi tindakan, pewawancara, dan pengumpul data sekaligus pembuat laporan.
Kemudian peneliti melakukan pengamatan tentang interaksi yang terjadi di tempat pemancingan. Menurut Meleong (2010: 9) bahwa “Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau orang lain merupakan alat pengumpul data utama”. Hal ini dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.

D.  Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data digunakan 3 teknik yitu: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
1.    Observasi
Menurut Hadi dalam Prastowo (2010:27),  observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa adapertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan secaralangsung dapat dilaksanakan terhadap subyek sebagaimana adanya dilapangan atau dalam suatu percobaan, baik di lapangan maupun di dalamlaboratorium ( Nazir, 1999: 214).
Dalam menetapkan kawasan-kawasan yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, peneliti berpedoman kepada pendapat Umar dan Akbar dalam Prastowo(2010:27), yaitu pengamatan menjadi salah satu teknik pengumpulan data yakni jika : (1) sesuai dengan tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatatat secara sistematis, (3) dapat dikontrol reliabilitas dan kebenarannya.
Kawasan-kawasan tersebut adalah meliputi kegiatan yang dilakukan para pemancing. Dengan melakukan pemfokusan terhadap perolehan data-data tersebut diharapkan dapat membantu peneliti untuk mengungkapkan proses interaksi pembelajaran informal dilihat dari materi dan tujuannya, yang terjadi pada saat kegiatan memancing di ujung tanjung.
Observasi yang peneliti lakukan di mulai dari kegiatan grendtourdi lokasi penelitian, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian, walaupun dari penjelasan ini peneliti masih memperoleh gambaran umum, menyeluruh tentang situasi sosial yang ada, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasa. Melalui observasi ini peneliti akan mengambil data berkenaan dengan proses interaksi pembelajaran di tempat pemacingan ujung tanjung.
2.    Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara simultan dengan observasi atau dengan observasi partisipasi dan dapat pula secara tersendiri. Wawancara yang dilakukan secara simultan dengan observasi dilakukan pada saat-saat permulaan pengumpulan data dalam rangka penjajakan site (pencatatan dilapangan).Pada permulaan tersebut terkadang hanya dilakukan observasi semata. Melalui penggunaan wawancara simultan dengan observasi itu diperoleh data tentang proses interaksi pembelajaran informal. Setelah pengkajian terhadap catatan lapangan dilakukan melalui teknik pengumpulan data, apabila belum juga diperoleh data yang maksimal, maka diperlukan wawancara tersendiri untuk melengkapi data tentang proses interaksi pembelajaran di tempat pemancingan yang telah dapat melalui wawancara simultan. Wawancara ini dilakukan secara terstruktur tetapi tetap memberi kebebasan yang lebih besar kepada subjek untuk mengutarakan pandangan dan perilakunya.Informan ini dan informasi yang dibutuhkan.
Peneliti menggunakan teknik wawancara dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang valid dari informan, maka peneliti harus bertatap muka dan bertemu langsung dengan informan.
3.    Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan demografi  daerah ujung tanjung bukit keramat kabupaten merangin yang sebagian data nya diperoleh dari dokumentasi yang datanya diperoleh dari kantor lurah RT 03 bukit keramat. Walaupun perumusan data tidak dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, tetapi kedudukan data ini cukup penting dalam penelitian kualitatif  terutama untuk menyajikan informasi untuk mengkaji kemungkinan keteralihan (transferability) temuan penelitian ini dalam kontek lain yang bersamaan dan hampir bersamaan dengan setting penelitian ini.
Dokumen yang dicari oleh peneliti dalam penelitian ini adalah berupa gambar atau foto, seperti interasi antara pemancing dan catatan lain yang mendukung yang berhubungan dengan penelitian.
E.  Informan Penelitian
Untuk mempelajari sekaligus mengetahui tentang proses pendidikan nonformal seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, maka menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Bapak burhaini, bapak as dan bapak ade yang hampir setiapsore hari melakukan kegiatan memancing dilokasi ini.
Untuk penjaringan informan penelitian, peneliti menggunakan teknik snowball sampling”. Informan-informan penelitian ini akan terus bergulir sampai pada titik optimal yang di perkirakan semua informasi yang dibutuhkan dirasakan sudah mencukupi untuk data-data sesuai dengan karakter elemen dari penelitian ini. Penelitian ini memerlukan subjek utama untuk informan kunci.  Untuk mendapatkan informasi yang di ingginkan maka peneliti menetapkan keyinforman dalam memperoleh data dan informasi. Sebagai informan di dapat bapak burhaini,setelah mendapatkan informasi siapa saja yang akan menjadi sumber informasi dalam penelitian ini, maka peneliti akan menggulirkan pertanyaan- pertanyaan kepada informan yang di dapat untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dengan menggunakan teknik snowball Sampling.

F.     Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan pada setiap pertemanan, lansung dianalisis. Analisis dan interpretasi data jalan terus selama proses penelitian sampai semua data yang diperlukan terkumpul. Selama proses penelitian, analisis dilakukan dan muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan patokan untuk melacak terus kasus yang diteliti sampai diperoleh data sebanyak mungkin. Setelah semua data terkumpul, maka data-data itu dikelompokkan kemudian dicari hubungan dengan antara satu 
Penganalisaan data dalam penelitian ini dilakukan selama penelitian ini berlansung, mulai dari     analisis data dalam riset kualitatif merupakan proses yang terus menerus dilakukan dalam riset dengan observasi partisipan.Dalam menganalisis  data penelitian digunakan teknik analisis data yang menggunakan analisis data model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008:337). Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.      Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan motode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti, peneliti merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan (field note), harus ditafsirkan, atau seleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.
2.      Display Data atau Penyajian Data
Penyajian data yang diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk naratif. Display data digunakan untuk melihat gambaran secara keseluruhan data yang didapat untuk mengambil suatu kesimpulan yang tepat.
3.      Kesimpulan atau Verivikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008:345) adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G.    Teknik Penjaminan Keabsahan Data
Tingkat kepercayaan atau kevaliditasan terhadap data penelitian ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mendapatkan data yang kredibilitas tinggi maka dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi data.
Moleong (2005:329-331) menyatakan Teknik triangulasi yaitu teknik memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan perbandingan terhadap data, sehingga data itu dapat dipercaya. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi yakni pemeriksaan dilakukan dengan cara yang menurut Denzin (Moleong, 2007:83) menyatakan bahwa :
Triangulasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber, metode, peneliti dan teori. Sehubungan dengan itu, triangulasi dilakukan dengan cara : 1) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan; 2) membandingkan apa yang dikatakan oleh para aktor didepan umum dengan apa yang disampaikan secara pribadi pada peneliti; 3) membandingkan data yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan.

Teknik triangulasi yang dilakukan dengan metode wawancara sebagaimana yang dikemukan Patton (dalam Sugiyono, 2008:19) derajat kepercayaan terhadap data diperiksa melalui wawancara. Teknik triangulasi dengan peneliti lain tidak dilakukan, karena penelitian ini bukan dilakukan oleh tim. Selanjutnya triangulasi dengan menggunakan teori dilakukan sebagai penjelasan tambahan.










H.  Jadwal Penelitian
No
Uraian Kegiatan
Jan 2017
Feb 2017
Maret 2017
Apr 2017
Mai 2017
Jun 2017
1
Penyususan Proposal




2
Diskusi proposal




3
Ujian Proposal





4
Perbaikan setelah ujian




5
Pengumpulan Data penelitian




6
Uji keabsahan data




7
Membuat draf laporan




7
Diskusi draf laporan




8
Ujian Srkipsi





9
Penyempurnaan laporan
























DAFTAR PUSTAKA
Andro. 2009. Kiat-kiat memancing. Bandung : PT Bumi Aksara
Andang Lestari. 2003. Komunikasi Dalam Kegiatan Pembelajaran : ANDI
Djamil. 1997. Hubungan manusia dengan manusia. (http://Dita8.blogspot..Diakses 13 Januari 2017).
Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya.
Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya.
Nadi . 2005. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Sudjana, HD. 2004. Pendidikan Nonformal, Bandung : Falah Production
Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
UU RI No. 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional




Tidak ada komentar:

Posting Komentar