Jumat, 24 Februari 2017

PENGEMBANGAN MEDIA DAN SUMBER PEMBERDAYAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN PNF

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sumber belajar merupakan salahsatu faktor yang penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar yang beragam, baik dari kategori yang dirancang maupun yang dimanfaatkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal, efektif, dan efisien.
Oleh karena itu seorang pengawas diharapkan mengetahui berbagai jenis sumber belajar ini sehingga dapat membimbing para guru dan kepala sekolah dalam mendayagunakannya untuk kepentingan belajar dan pembelajaran. Materi diklat/bimtek ini menyajikan persoalan yang berkenaan dengan pengertian dan jenis sumber belajar,  fungsi, kriteria pemilihan, strategi penggunaan, dan prosedur penggunaan   serta evaluasi penggunaan sumber belajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja pengertian dan jenis sumber belajar?
2.      Apa saja fungsi sumber belajar?
3.      Apa saja kriteria memilih sumber belajar?
4.      Apa saja strategi penggunaan sumber belajar
5.      Apa saja prosedur penggunaan sumber belajar?











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Jenis Sumber Belajar
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber media yang tersedia di lingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual (Bambang Warsita,2008:209). Menurut Donald P.Ely (1978:3) sumber belajar adalah data,orang,dan atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang memungkinkan dapat digunakan secara terpiasah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan paparan yang dikemukakan Association for Education and Communication Technology (AECT), sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya. Secara umum sumber belajar dapat dikategorikan kedalam 6 jenis, yaitu:
1.      Pesan adalah segala informasi dalam bentuk ide, fakta, dan data yang disampaikan kepada anak didik.
2.      Alat  adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
3.      Bahan adalah perangkat lunak (software) yang berisi pesan-pesan.  
4.      Lingkungan  adalah kondisi dan situasi dimana kegiatan pembelajarn itu terjadi.
5.      Orang adalah manusia yang berperan sebagai penyaji dan pengolah pesan, seperti: guru, nara sumber, yang dilibatkan dalam kegiatan belajar.  
6.      Teknik adalah prosedur yang dipakai untuk menyajikan pesan.
Dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.       Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yakni sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai “komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.       Sumber belajar yang dimanfaatkan  (learning resources by utililization) yakni sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaanya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini adalah sumber belajar yang ada di masyarakat seperti: museum, pasar, toko-toko, tokoh masyarakat dan lainnya yang ada di lingkungan sekitar.
Berkenaan dengan sumber belajar ini seringkali banyak orang mempersamakannya dengan media pembelajaran. Memang benar bahwa media pembelajaran itu termasuk sumber belajar, tetapi sumber belajar bukan hanya media npembelajaran. Jadi, media pembelajaran hanyalah bagian dari sumber belajar pada kategori bahan (software) dan peralatan (hardware).

B.     Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Kalau media pembelajaran lebih sekedar sebagai media untuk menyampaikan pesan, sedangkan sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut tetapi juga termasuk strategi, metode, dan tekniknya.  Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut: 
1.      Meningkatkan produktivitas  pembelajaran, dengan jalan:
a.       Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk meng-gunakan waktu secara lebih baik
b.      Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.
2.      Memberikan kemungkinan pembelajaran  yang sifatnya lebih individual, dengan jalan:
a.       Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
b.      Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3.       Memberikan  dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan jalan:
a.       Perancangan program  pembelajaran yang lebih sistematis
b.      Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh  penelitian
4.       Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
a.       Meningkatkan kemampuan sumber belajar
b.      Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit
5.       Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
a.       Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit.
b.      Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.       Memungkinkan penyajian pembela-jaran yang lebih luas, yaitu: Penyajian informasi yang mampu yang mampu menembus batas geografis.

C.    Kriteria Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria  pemilihan sumber belajar  tersebut berlaku  baik untuk sumber belajar yang dirancang,  maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
1.      Kriteria Umum
Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih  sumber belajar diantaranya: 
·         Ekonomis dalam pengertian murah, maksudnya tidak terpatok pada harganya yang selalu rendah, tapi dapat juga pemanfaatnya dalam jangka panjang.
·         Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan sampingan yang sulit dan langka.
·         Mudah diperoleh, dalam artian sumber belajar itu dekat , tersedia di mana-mana dan tidak perlu diadakan dan dibeli.
·         Bersifat fleksibel, artinya dapat dimanfaatkan  untuk berbagai tujuan  instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya dan lainnya.
·         Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, hal ini untuk menghindari  hal-hal yang ada di luar kemampuan guru.
2.      Kriteria Berdasarkan Tujuan
Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan diantarannya adalah: 
·         Sumber belajar guna memotivasi, artinya pemanfaatan sumber belajar tersbut bertujuan membangkitkan minat, mendorong partisipasi, merangsang pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya.
·         Sumber belajar untuk pengajaran, yaitu untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
·         Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan sebagainya.
·         Sumber belajar untuk memecahkan masalah
·         Sumber belajar untuk presentasi, di sini lebih ditekankan sumber sebagai alat, metode atau strategi penyampaian pesan.

D.    Strategi Penggunaan Sumber Belajar
Strategi dalam menggunakan sumber belajar, seorang guru harus mampu mengidentifikasi berbagai karakteristik sumber belajar yang digunakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 
1.       Mengidentifikasi karakteristik sumber belajar yang akan digunakan. Sumber belajar yang ada sangatlah banyak, untuk itu guru harus mampu mengidentifikasi karakteristik dari masing-masing sumber belajar yang digunakan. Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang diberikan. Artinya, sumber belajar tersebut dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran tersebut dengan lancar (bermakna).
2.       Sumber belajar yang digunakan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai apakah kognitif, afektif atau psikomotor. Dalam hal ini sumber belajar yang digunakan dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
3.       Sumber belajar yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan guru. Dalam merancang sumber belajar, seorang guru harus memahami kemampuannya dalam hal menggunakan sumber belajar. Tanpa memahami karakteristik dan penggunaan sumber belajar, proses pembelajaran tidak akan berjalan secara optimal.
4.       Sumber belajar yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal terpenting dalam  merancang sumber belajar adalah menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Sumber belajar yang dibutuhkan dan bermakna bagi siswa tentunya akan menarik perhatian siswa, sehingga diharapkan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

E.     Prosedur Penggunaan Sumber Belajar
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan sumber belajar ini antara lain: 
1.      Analisis Kebutuhan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji berbagai persoalan yang terkait dengan perancangan sumber belajar di sekolah berdasarkan tuntutan karakteristik setiap mata pelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi  baik dari sisi kompetensi yang harus dimiliki maupun daei segi materi/ bahan yang akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu analisis kebutuhan didasarkan atas masukan-masukan dari para pengelola dan pelaksanan pembelajaran yang meliputi: kepala sekolah, pengawas, guru dan siswa. Analisis difokuskan pada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam merancang sumber belajar, termasuk kemampuan-kemampuan yang dipersyaratkan berkenaan dengan merancang  sumber belajar.  
2.      Penetapan Sumber Belajar
Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah menetapkan sumber belajar yang akan digunakan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori dan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan, kemudian menyusun konsep dan konstruknya, dan aplikasi serta implementasinya. Konsep dan konstruk yang telah tersusun akan dijadikan rujukan dalam menetapkan sumber belajar.


3.      Pengembangan  Sumber Belajar
Kegiatan pengembangan dilakukan dengan cara mengkaji dan meneliti berbagai masukan yang berasal dari penetapan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya hasil dari pengembangan tersebut dapat dijadikan bahan bagi kegiatan revis  penggunaan sumber belajar. Hasil revisi ini kemudian akan dijadikan rujukan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. 

























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perancangan sumber belajar merupakan bagian dari upaya untuk mendukung implementasi kurikulum  yang menekankan pada kemampuan untuk mendesain sumber belajar dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada.
Suksesnya implementasi kurikulum harus ditunjang oleh pembelajaran yang bermutu melalui penggunaan dan pemanfaatan berbagai sumber belajar yang tersedia secara optimal. 

B.     Saran
Saran saya di makalah ini, supaya pemberdayaan sumber belajar masyarakat dalam pembelajaran PNF lebih di tingkatkan agar melahirkan sumber daya manusia yang berguna bagi masyarakat.



  











DAFTAR PUSTAKA
AECT (Yusufhadi Miarso, penterjemah), (1986), Definisi Teknologi Pembelajaran; Satuan Tuga              dan Terminologi. AECT, Jakarta: PAU-UT dan Rajawali Press. 
Anderson, Ronald H. (Yusufhadi Miarso, penterjemah), (1987), Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, Jakarta: PAU-UT dan Rajawali Press. 
Arsyad, Azhar, (2003), Media Pembelajaran, Jakarta; Rajawali Press. 
Muchyidin, Ase S. (1989), Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, Makalah, Jakarta, Departemen Agama , Kantor Wilayah DKI Jakarta, 1999Hamalik, Oemar, Media Pembelajaran, Bandung: Alumni. 

PROSES PENCATATAN AKUNTANSI

BAB I
PENDAHULUAN        
A.    LATAR BELAKANG
Jika berbicara mengenai masalah kehidupan pasti menyangkut kesejahteraan manusia di dunia. Bukan hanya hal dari segi biologis saja, tetapi juga menyangkut kehidupan sosial di masyarakat. Dalam konteks kesejahteraan tidak lepas pengaruhnya dari segi ekonomi. Ekonomi memang sangat penting untuk di pelajari dan di terapkan ilmunya sebagai salah satu cara mensejahterakan masyarakat di dunia. Dalam hal ekonomi, Akuntansi adalah cara serta seni yang digunakan untuk mempermudah dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan.
           
Akuntansi juga dapat diterjemahkan sebagai cara atau metode yang digunakan untuk menyelenggarakan pencatatan-pencatatan mengenai transaksi keuangan sehingga menghasilkan informasi yang relevan untuk pengambilan suatu keputusan. Pada proses akuntansi, pengidentifikasian peristiwa-peristiwa ekonomi dilakukan terlebih dahulu. Setelah teridentifikasi, peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat untuk menjadi alur aktivitas keuangan perusahaan. Pencatatan terdiri atas pembuatan jurnal peristiwa-peristiwa secara sistematis dan kronologis. Di dalam pencatatan, peristiwa-peristiwa ekonomi juga akan diklarifikasikan dan dibuat ikhtisarnya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Proses Pencatatan Akuntansi
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pemrosesan transaksi keuangan?
2.      Bagaimana langkah-langkah dalam proses pencatatan (Akuntansi)?
3.      Apa kegunaan dari Jurnal?
C.     TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk memahami pemrosesan transaksi keuangan
2.      Untuk memahami langkah-langkah dalam proses pencatatan (Akuntansi)
3.      Untuk memberikan beberapa kegunaan yang signifikan pada proses pencatatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN AKUNTANSI
Secara umum, akuntansi (accounting) dapat dipahami sebagai suatu proses kegiatan mengolah data keuangan (input) agar menghasilkan informasi keuangan (output) yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atau organisasi ekonomi yang bersangkutan.
Akuntansi juga dapat diterjemahkan sebagai cara atau metode yang digunakan untuk menyelenggarakan pencatatan-pencatatan mengenai transaksi keuangan sehingga menghasilkan informasi yang relevan untuk pengambilan suatu keputusan.
Transaksi adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, atau yang mengakibatkan berubahnya jumlah atau komposisi persamaan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan.
B.   PROSES PENCATATAN AKUNTANSI
I.                  TRANSAKSI KEUANGAN
Sudah merupakan keharusan bahwa setiap transaksi keuangan yang dilakukan harus disertai dengan bukti. Bukti merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kerja pada atasan bahwa transaksi telah dilakukan
1.     Macam-macam Bukti Transaksi
a.       Bukti Transaksi Internal
1)      Memo antarbagian
Dibuat oleh bagian bagian yang terdapat dalam perusahaan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Biasanya digunakan sebagai dasar pencatatan selanjutnya
   
2)      Memorial Post
Merupakan bukti yang menunjukkan adanya keputusan, misalnya dari bagian penanggung jawab perlengkapan mengenai penggunaan perlengkapan perusahaan
 b.      Bukti Transaksi Eksternal
1)      Faktur
Faktur adalah bukti penjualan barang yang dilakukan secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli diberikan kepada pembeli sebagai bukti pencatatan pembelian barang, sedangkan salinannya dipegang oleh penjual sebagai bukti pencatatan penjualan barang.
2)      Kwitansi
Merupakan bukti transaksi bahwa yang bersangkutan telah menerima uang atau telah membayar uang secara tunai.
3)      Nota Kredit
Bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual secara kredit (retur penjualan), atau pengurangan harga faktur karena barang sebagian rusak atau kualitas yang tidak sesuai dengan pesanan. Dalam hal demikian nota kredit dibuat oleh pihak penjual dan dikirimkan kepada pihak pembeli.
4)      Nota Debit
Bukti transaksi pengiriman kembali barang yang dibeli karena sebagian barang yang dibeli ada yang rusak atau tidak sesuai pesanan. Maka, nota debet dibuat oleh pembeli untuk dikirimkan kepada penjual.
5)      C e k
Yang dimaksud dengan cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut. Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah :
·         Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.
·         Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek tersebut.
6)      Bilyet Giro
Selain penggunaan cek, dalam dunia usaha sering ditemukan penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran. Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nya ke dalam rekening yang namanya tertulis dalam bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain. Dengan demikian pihak penerima tidak bisa menguangkan bilyet giro kepada bank yang bersangkutan, tetapi harus menyetorkan kepada bank tempat rekeningnya sebagai tambahan simpanan. Penggunaan bilyet giro dalam lalu lintas pembayaran, dianggap lebih praktis dan memudahkan administrasi pada bank-bank yang bersangkutan.
2.     Analisis Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah bukti adanya peristiwa yang berhubungan dengan keuangan. Fungsinya sebagai dasar pencatatan akuntansi, sebagai bukti tertulis bila terjadi peristiwa hukum dimasa yang akan datang, dan sebagai dasar pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran keuangan
Untuk dapat mencatat bukti transaksi kedalam buku jurnal maka bukti-bukti ini harus dianalisis sehingga dapat diketahui debet atau kredit perlakuan yang tepat untuk akun yang terkait dengan bukti transaksi tersebut. Jadi fungsi Analisis Bukti Transaksi yaitu untuk Untuk menentukan apakah perkiraan harus di debet atau di kredit, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1.      Harta (asset), yaitu sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat di masa yang akan datang. Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya. Harta dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas) yaitu harta lancar, investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak berwujud dan harta-harta lainnya.
2.      Utang (kewajiban), yaitu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha. Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangka panjang
3.      Modal, yaitu selisih antara harta dengan kewajiban dan merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut dengan modal saham
4.      Pendapatan, yaitu penghasilan yang diperoleh perusahaan baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha atau pun tidak berhubungan langsung
5.      Biaya, yaitu pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha atau pun tidak berhubungan langsung.
Contoh :
Anda menerima uang gaji bulan September 2013 sebesar Rp 5.000.000,-
Analisis transaksi :
Anda menerima uang, karena telah memberikan jasa sehingga memperoleh penghasilan. Penghasilan dalam transaksi tersebut masuk kedalam unsur pendapatan.
Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa nyatakan bahwa harta juga mengalami penambahan berupa uang.
Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan :
      Aset bertambah dan pendapatan bertambah
      Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
      Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
II.               JURNAL
Jurnal merupakan catatan yang tersusun secara sistematis dan berdasarkan  kronologis dari transaksi-transaksi finansial yang jumlah dan keterangannya ringkas. Diantaranya waktu kejadian ,keterangan transaksi serta debet dan kredit. Jurnal disebut juga “book of original entry
Fungsi Jurnal
  • Fungsi pencatatan , artinya semua transaksi yang terjadi berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat seluruhnya
  • Fungsi historis artinya transaksi dicatat sesuai kejadian waktunya
  • Fungsi analisis artinya setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan analisis dari bukti bukti transaksi
  • Fungsi instruktif artinya pencatatan dala jurnal merupakan instruksi atau perintah untukmelakukan posting debet/kredit ke dalam buku besar
  • Fungsi informatif artinya jurnal dapat memberikan informasi transaksi yang terjadi
Jurnal terbagi 2 yaitu :
1.      Jurnal Umum merupakan jurnal yg mencatat seluruh transaksi dalam satu kesatuan (berdasarkan urutan waktu). Standar Jurnal Umum terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut :
Bentuk Jurnal Umum
Keterangan:
1.      Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, dan tahun terjadinya transaksi.
2.      Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat transaksi yang didebet dan dikredit, disertai keterangan singkat tentang transaksi tersebut. 
3.      Kolom ref. (referensi) digunakan untuk mencatat kode akun ketika ayat jurnal dipindahkan ke buku besar. Sebelum dipindahkan, kolom ref. tetap dalam keadaan kosong. 
4.      Kolom debet digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
5.      Kolom kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
6.      Halaman digunakan sebagai referensi pada buku besar.
 
2.      Jurnal Khusus dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi secara spesifik berdasarkan jenis, sesuai kebutuhan perusahaan. Jenis jurnal khusus yang sering dipergunakan adalah:
a.       Jurnal penjualan (Sales Journal) Berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
b.      Jurnal penerimaan kas (Cash Receives JournalBerfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi penerimaan kas.
c.       Jurnal pengeluaran kas (Cash Payments JournalBerfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi pengeluaran kas.
d.      Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Jumal pembelian berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi pembelian barang yang dilakukan secara kredit.
Langkah-langkah Membuat Jurnal
1.      Catatlah tanggal terjadinya transaksi pada kolom tanggal, sesuai tanggal yang tercantum pada bukti transaksi
2.      Isilah kolom bukti dengan nomor bukti transaksi
3.      Pada kolom akun/keterangan, tuliskan akun-akun yang mengalami perubahan akibat transaksi
4.      Isilah kolom debet/kredit sesuai dengan jumlah uang yang terlibat dalam transaksi
Di dalam mengerjakan buku jurnal apabila sudah habis halaman pertama,maka dilanjutkan ke halaman berikutnya dengan memakai kata penjelasan “pindahan”.
Contoh membuat jurnal :
 Pada tanggal 3 September 2013 Usaha Reparasi BAGUS membeli perlengkapan toko secara tunai dari pemasok seharga Rp 100.000,00
Analisis transaksi :
Transaksi ini mengakibatkan perlengkapan (harta) bertambah Rp 100.000,00. Di pihak lain, pembayaran tunai menyebabkan kas (harta) berkurang Rp 100.000,00. Harta bertambah di debet, harta berkurang di kredit
Maka jurnalnya adalah sebagai berikut
III.             BUKU BESAR
Merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan sebagai tahapan catatan terakhir dalam akuntansi yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal.
Bentuk Buku Besar
a.       Bentuk Scontro
Bentuk Scontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut 2 kolom. Contoh bentuk buku besar 2 kolom adalah sebagai berikut
b.      Bentuk Staffel
Yang dimaksud dengan buku besar bentuk Staffel adalah buku besar berbentuk halaman atau disebut juga buku besar 4 kolom. Bentuk ini terdiri dari sisa debet dan sisa kredit. Adapun bentuk Staffel, perhatikan gambar berikut ini.
Cara Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku Besar
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a)      Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur perkiraan yang bersangkutan yang ada pada buku besar
b)      Pindahkan jumlah debet atau kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit perkiraan buku besar
c)      Catat nomor kode akun ke dalam kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar
d)     Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku besar setiap pemindah-bukuan.
BAB III
KESIMPULAN
Akuntansi merupakan cara atau metode yang digunakan untuk menyelenggarakan pencatatan-pencatatan mengenai transaksi keuangan sehingga menghasilkan informasi yang relevan untuk pengambilan suatu keputusan.
Proses pencatatan akuntansi terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari mengetahui macam-macam bukti transaksi dan menganalasisnya supaya mudah  dalam mengelompokannya ke dalam akun debet atau kredit. Lalu melalui transaksi keuangan itu segala macam bukti transaksi dicatat ke dalam jurnal dan setelah itu mempostingnya ke dalam buku besar
DAFTAR PUSTAKA
Alam S. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis.